Minggu, 20 April 2014

Sebuah Cerita di Sunyinya Malam Hari Itu

Saat aku tersesat kembali ke dalam perasaan ini. Sangat sulit rasanya ketika aku tau kamu berada sangat dekat denganku tapi terasa sangat jauh. Hari itu kamu kembali dari tempat rantauanmu untuk merayakan pesta pernikahan kakakmu. Bukannya kamu tak mengundang, kamu mengundang tapi aku malu datang sendirian kesana. Rasanya sangat miris ketika aku sengaja lewat didepan masjid yang sekaligus menjadi gedung pernikahan kakakmu. Jarak kita sekarang tidak lebih dari 100 meter dan aku masih saja merasa jauh. Aku rindu wajah itu, kembali lagi aku terdampar dalam perasaan hampa tak berpenghuni. Selalu aku mencari event untuk ketemu tapi tak pernah terwujudkan. 

Kenapa?


Apa memang tak ada lagi jalan kesana? 

Sekali lagi aku menyesal tidak datang ke acara itu. Harusnya demi ketemu kamu aku mampu menahan malu. Tapi kenapa selalu seperti ini, rasanya aku tak bisa lagi menjadi laki-laki. Apa rasa malu itu sudah terlalu besar menutupi rasa rindu ini. Dan saat kuliat mobilmu lewat di depanku 2 hari kemudian, aku tau kamu telah kembali ke perantauanmu. Kamu kembali tanpa meninggalkan jejak di alam hampaku.

2 komentar: